Mendengar Apa yang Tidak Dikatakan

Jumat, 8 Agustus 2025 - 10:46 WIB

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Oleh: Junaidi Ismail, SH / Poros Wartawan Lampung

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh dengan suara, justru keheningan menyimpan lebih banyak kebenaran. Dalam setiap wawancara, konferensi pers, hingga pertemuan singkat di warung kopi, seorang jurnalis yang baik bukan hanya sibuk mencatat apa yang diucapkan. Ia juga mendengar apa yang tak terucap.

Kita hidup di zaman ketika informasi bisa diproduksi siapa saja dan kapan saja. Tapi, jurnalisme bukan hanya soal seberapa cepat kita menyampaikan berita, melainkan seberapa dalam kita memahami realitas. Di sinilah peran “mendengar yang tak dikatakan” menjadi penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika seorang narasumber menjawab pertanyaan dengan kalimat diplomatis, jurnalis yang peka akan tahu bahwa ada sesuatu yang ditahan. Ketika seorang warga desa bercerita sambil menunduk, jurnalis yang berpengalaman akan tahu bahwa beban yang dipikul jauh lebih besar daripada kata-kata yang keluar. Ketika seorang pejabat tersenyum saat ditanya isu sensitif, jurnalis yang jeli akan menangkap keresahan di balik bahasa tubuhnya.

Menjadi jurnalis bukan sekadar profesi, tapi panggilan hati. Kita adalah saksi, penyambung lidah, sekaligus cermin bagi masyarakat. Namun seringkali, kita terjebak pada permukaan. Kita tergoda oleh pernyataan bombastis, angka yang menggelegar, dan headline yang memikat. Padahal, justru dalam jeda dan diam, ada banyak makna yang menanti untuk diungkap.

Mendengar yang tak dikatakan berarti belajar membaca bahasa tubuh, menangkap isyarat halus, dan mengamati konteks sosial.

Misalnya, saat kita meliput konflik, suara senjata mungkin berhenti, tapi trauma masih berbicara dalam tatapan kosong para korban. Inilah yang harus kita bawa ke permukaan yakni suara-suara yang tertindas, yang tak mampu lagi berkata-kata, tetapi ingin didengar.

Di situlah letak keberanian jurnalis, menggali yang tak terlihat, menyuarakan yang dibungkam, dan menyinari yang disembunyikan.

Dalam praktiknya, ini bukan pekerjaan mudah. Mendengar yang tidak dikatakan menuntut kepekaan yang dibangun dari pengalaman, latihan, dan kesadaran penuh bahwa kita bukan pusat dari cerita. Kita hanya perantara antara realitas dan publik. Antara mereka yang tak punya suara, dengan dunia yng butuh tahu.

Kita harus siap untuk tidak populer. Kadang kita dianggap terlalu kritis, kadang terlalu sensitif. Tapi jka kita terus melatih kemampuan untuk “mendengar keheningan”, maka jurnalisme kita tidak hanya informatif, tetapi juga transformatif. Kita tak hanya memberitakan, tapi juga menyadarkan.

Karena sejatinya, yang paling kuat bukan suara yang paling keras, tapii makna yang paling dalam. Dan makna itu, sering kali tersembunyi dalam hal-hal yang tak dikatakan. (red)

Berita Terkait

Efisiensi yang Pincang dan Krisis Kepercayaan Publik
Tiga Lembaga di Lampung Gelar Aksi Akbar Desak DPR dan Kementerian ATR/BPN Ukur Ulang Lahan PT SGC
Media Massa Harus Berdaulat dalam Kerja Jurnalistik
Istana Kembalikan Kartu ID Liputan Wartawan CNN Indonesia, Pastikan Insiden Tidak Terulang
Jabatan RSUDAM, Antara Ujian Baru atau Warisan Lama
Andi Surya Terima Mandat Pembentukan Partai Aksi Rakyat di Lampung dari DPP Gerakan Rakyat Besutan Anies Baswedan
Poros Wartawan Lampung: Dirgahayu Republik Indonesia ke-80
Warga Desa Wringin Anom Antusias Sambut Haflatul Imtihan ke-15 Yayasan Al-Idrisiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 20:20 WIB

Ardian Cahyadi: Daerah Harus Tangkap Peluang Ekonomi Lewat Olahraga

Minggu, 19 Oktober 2025 - 15:24 WIB

BKPRMI Lampung “Ndderek Langkung” ke Muhammadiyah: Silaturahim Hangat Penuh Inspirasi

Minggu, 19 Oktober 2025 - 15:13 WIB

PERMAHI Lampung Akan Lanjutkan Aksi ke Komisi III DPR RI Terkait Dugaan Penanganan Narkotika

Minggu, 19 Oktober 2025 - 15:02 WIB

Bootcamp Volunteer LDS Dorong Generasi Muda Wujudkan Demokrasi Substansial di Bandar Lampung

Rabu, 8 Oktober 2025 - 15:51 WIB

Empat Desa di Lampung Selatan Akan Dialihkan ke Bandar Lampung, Pemprov Siapkan Penyesuaian Wilayah Kota Baru

Selasa, 7 Oktober 2025 - 12:02 WIB

Resmi, Veni Devialesti Kukuhkan Posisi sebagai Kepala Diskominfo Bandar Lampung

Kamis, 2 Oktober 2025 - 19:04 WIB

Gubernur Lampung Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di SMPN 2 Bandar Lampung

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:49 WIB

Gubernur Lampung Dukung Atlet e-Sports Juara Dunia, Dorong Generasi Muda Harumkan Nama Indonesia

Berita Terbaru

Exit mobile version