Akarpost.com — Dunia teknologi kembali diguncang inovasi revolusioner. Dalam sepekan terakhir, tiga gebrakan besar terjadi: kolaborasi mengejutkan OpenAI dengan desainer legendaris Apple, lompatan besar komputasi AI di Computex 2025, dan terobosan mobil listrik dengan suspensi cerdas. Ini bukan sekadar perkembangan biasa, melainkan babak baru yang akan menentukan masa depan umat manusia.
OpenAI & Jony Ive: Akuisisi Rp106 Triliun untuk Guncang Industri Perangkat Keras
OpenAI membuat kejutan dengan mengakuisisi startup perangkat keras milik Jony Ive – sang arsitek di balik desain ikonis iPhone dan Apple Watch. Nilai akuisisi mencapai Rp106,3 triliun, salah satu yang terbesar dalam sejarah teknologi.
“Kami ingin menciptakan antarmuka baru antara manusia dan AI yang lebih intuitif dari smartphone,” ujar Sam Altman, CEO OpenAI, dalam konferensi pers virtual. Prototipe pertama yang dikembangkan diklaim mampu memahami perintah kompleks hanya dengan gerakan mata dan suara alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Proyek ambisius ini diprediksi meluncur akhir 2026, dengan fasilitas produksi di Singapura dan California. Analis memprediksi kolaborasi ini akan mengancam dominasi Apple di pasar perangkat premium.
Computex 2025: Perlombaan Chip AI Masuki Era 2nm
Taipei menjadi pusat perhatian dunia teknologi saat Computex 2025 memamerkan terobosan chip AI generasi terbaru:
-
Nvidia Grace Blackwell: Chip raksasa dengan 1,2 juta core
-
MediaTek-Nvidia DGX Spark: Chip 2nm pertama untuk perangkat konsumen
-
Intel Battlematrix: Platform AI enterprise dengan efisiensi 3x lipat
“Perang chip ini menentukan siapa penguasa AI di dekade mendatang,” tegas Dr. Lisa Su, CEO AMD, dalam keynote speech-nya. Dengan kebutuhan komputasi AI yang meledak, efisiensi menjadi kunci utama.
BYD Seal 2025: Ketika Mobil Listrik Bisa ‘Merasa’ Jalanan
PT BYD Motor Indonesia meluncurkan varian terbaru Seal dengan teknologi DiSus-C – sistem suspensi cerdas yang menggunakan 12 sensor dan AI untuk menyesuaikan diri dengan kondisi jalan secara real-time.
“Di sirkuit Mandalika yang berliku, teknologi ini mengurangi body roll hingga 39,7%,” papar Eagle Zhao, Presiden Direktur BYD Indonesia, sambil memamerkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 3,8 detik.
Dengan harga mulai Rp639 juta, BYD menargetkan penjualan 5.000 unit di 2025, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar mobil listrik premium Indonesia.
Tahun 2025 mungkin akan dikenang sebagai titik balik ketika teknologi tidak lagi sekadar alat, tetapi mulai menunjukkan ‘kecerdasan’ yang hampir menyamai manusia. Dari chip yang semakin mirip otak manusia hingga mobilitas yang bisa ‘merasakan’ lingkungannya, batas antara fiksi ilmiah dan realitas kian kabur. Satu hal yang pasti: kita sedang menyaksikan kelahiran era komputasi yang sama revolusionernya dengan penemuan internet. (NdH)